IMPLIKASI TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN
Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Belajar
Dosen
Pengampu:
Dr.
Syarifan Nurjan, M.A.
Disusun
Oleh:
Rohmad Akbar Filayati |
(21112386) |
Priya Nugraha |
(21112338) |
Dewi Faizatul Isma |
(21112348) |
Fitri Patria Agustini |
(21112344) |
Nurul Hidayatul Ulum |
(21112421) |
Azsa Prianka |
(21112394) |
Silvana Zulaika |
(21112397) |
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PONOROGO
DESEMBER
2023
1.
PENDAHULUAN
Belajar dapat
dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai basil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diuraikan
sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan
fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses
belajar.
Dalam
perkembangannya, muncul beberapa teori belajar seperti teori belajar
behavioristik, kognitif, dan humanistik. Dalam proses pelaksanaanya, teori
belajar harus dapat diterapkan dengan baik dan benar, agar sesuai dengan tujuan
pendidikan awalnya. Pelaksanaan yang baik, tentu harus memperhatikan hal-hal
yang menjadi pendukungnya dan meminimalisir hal-hal yang menghambatnya. Hal itu
akan membuat kegiatan belajar dalam sebuah pendidikan akan memberikan dampak
pengaruh implikasi dalam dunia pendidikan.
Melalui makalah ini,
penulis akan membahas mengenai implikasi teori belajar dalam pembelajaran
secara rinci, yang dimaksudkan untuk memperjelas pelaksanaan teori belajar
dalam pembelajaran, yang mana harus dipahami bahwa masing-masing teori memiliki
kelebihan dan kekurangan. Maka dalam pelaksanaannya teori-teori belajar
tersebut bisa saling mengisi agar tujuan pembelajaran dicapai dengan maksimal.
Rumusan Masalah:
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana
implikasi teori belajar behavioristik, kognitif, dan humanistik?
2.
Bagaimana
aplikasi teori belajar behavioristik, kognitif, dan humanistik dalam
pembelajaran?
2.
PEMBAHASAN
1) Implikasi
Teori-Teori Belajar
§
Teori
Belajar Behavioristik
Di samping penggunaan reinforcement untuk memperkuat
tingkah laku, ada dua metode lain yang penting untuk mengembangkan pola tingkah
laku baru yakni shaping dan modelling.
a) Shaping
Kebanyakan yang
diajarkan di sekolah adalah urutan tingkah laku yang kompleks, bukan hanya "simple
response". Tingkah laku yang kompleks ini dapat diajarkan melalui
proses "shaping" atau "successive approximations" (menguatkan
komponen-komponen respon
final dalam usaha mengarahkan subyek kepada respon final tersebut), beberapa
tingkah laku yang mendekati respon terminal. Bila guru membimbing siswa menuju
pencapaian tujuan dengan memberikan reinforcement pada langkah-langkah
menuju keberhasilan, maka guru itu menggunakan teknik yang disebut shaping. Reinforcement
dan extinction merupakan alat agar terbentuknya tingkah laku operant
baru.
b) Modelling.
Modelling adalah
suatu bentuk belajar yang dapat diterangkan secara tepat oleh classical
conditioning maupun oleh operant conditioning. Dalam modelling,
seorang individu belajar menyaksikan tingkah laku orang lain sebagai model.
Tingkah laku manusia lebih banyak dipelajari melalui modeling atau imitasi,
sehingga kadang-kadang disebut belajar dengan pengajaran langsung. Pola bahasa,
gaya pakaian, dan musik dipelajari dengan mengamati tingkah laku orang lain. Modelling dapat
terjadi, baik dengan "direct reinforcement" maupun dengan "vicarious
reinforcement".
Peran modeling
dalam perspektif gender adalah mampu mempengaruhi mainseet dan perilaku
siswa/siswi kearah kesetaraan dan keadilan gender serta ramah pada perbedaan.
Karena itu diperlukan figur-figur yang ditampilkan dengan skenario yang
responsif gender.
Prosedur-prosedur Pengendalian atau
Perbaikan Tingkah Laku, 1) Memperkuat Tingkah Laku Bersaing; 2) Ekstingsi,
dilakukan dengan membuat/meniadakan peristiwa-peristiwa penguat tingkah laki;
3) Satiasi, suatu prosedur menyuruh seseorang melakukan perbuatan
berulang-ulang sehingga ia menjadi lelah atau jera; 4) Perubahan Lingkungan
Stimuli; 5) Hukuman.
Komponen-komponen
pengajaran yang penting menurut pandangan behaviorisme adalah kebutuhan akan:
a.
Perumusan tugas atau tujuan belajar
secara behavioral.
b.
Membagi "task" menjadi
"subtasks".
c.
Menentukan hubungan dan aturan logis
antara "subtasks".
d.
Menetapkan bahan dan prosedur
pengajaran tiap-tiap "subtasks"
e.
Memberi "feedback" pada
setiap penyelesaian "subtasks" atau tujuan-tujuan tiap kompetensi
dasar.
§ Teori Belajar Psikologi Kognitif
Mereka berpendapat
bahwa tingkah laku seseorang selalu didasarkan pada kognisi, yaitu suatu
perbuatan mengetahui atau perbuatan pikiran terhadap situasi dimana tingkah
laku itu terjadi.
Tiga tokoh penting pengembang teori psikologi kognitif, yaitu:
1. Piaget, yang mengemukakan tentang perkembangan kognitif anak
sesuai dengan perkembangan usia. Studi Piaget mengisyaratkan agar guru meneliti
bahasa siswa dengan seksama untuk memahami kualitas berpikir siswa/siswi di
dalam kelas. Deskripsi Piaget mengenai hubungan antara tingkat perkembangan
konseptual anak dengan bahan pelajaran yang kompleks menunjukkan bahwa guru
harus memperhatikan apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya.
2. Bruner, yang mengembangkan psikologi kognitif dengan menemukan
metode belajar “discovery”. Siswa didorong untuk belajar dengan diri
mereka sendiri. Siswa belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip,
guru mendorong siswa untuk mempunyai pengalaman-pengalaman dan menghubungkan
pengalaman-pengalaman tersebut untuk menemukan prinsip-prinsip bagi diri mereka
sendiri.
3. Ausubel, yang berpendapat: jika pengetahuan disusun dan disajikan
dengan baik, siswa/siswi akan dapat belajar dengan efektif melalui buku teks
dan metode-metode ceramah. Dia berpendapat bahwa discovery lebih cocok
bila diterapkan pada murid dalam tingkat perkembangan kognitif konkrit. Tetapi
bila murid telah mencapai tingkat kognitif formal dapat dipakai metode reception/expository.
§ Implikasi Teori Belajar Humanistik
Psikologi
humanistik memberi perhatian pada guru sebagai fasilitator. Ada berbagai cara
untuk memberi
kemudahan belajar dan berbagai kualitas menjadi fasilitator. Fasilitator
sebaiknya memberikan perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi
kelompok, atau pengalaman kelas. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan
memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan
kelompok yang bersifat lebih umum.
Di antara prinsip-prinsip belajar yang penting
dalam pandangan Islam adalah sebagai berikut:
2. Pemberian Ganjaran (Reward)
3. Mengulang dan Berpartisipasi Aktif
dalam Praktik
4. Perhatian
5. Belajar Secara Periodik
2) Aplikasi
Teori Belajar
§ Aplikasi Teori Belajar Behavioristik Dalam Pembelajaran
Model belajar mengajar
menunjukkan bahwa perbedaan individual akan mempengaruhi keputusan-keputusan
metodologi guru. Prinsip-prinsip "operant
conditioning" dan analisa tugas terlaksana dengan berhasil pada berbagai
ragam murid di berbagai situasi belajar. Untuk itu, dalam mengadakan analisa
tugas, guru harus mengetahui tujuan instruksional.
Analisa tugas berguna untuk perencanaan program
pendidikan individual sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan khusus murid. Belajar
tuntas menggunakan analisa tugas untuk mengembangkan kurikulum yang menjamin
tingkat keberhasilan yang tinggi.
§ Aplikasi Teori
Belajar Kognitif dalam Pembelajaran.
Teori Piaget sengaja dibicarakan di sini karena secara
jelas teori itu ada interaksinya dengan perbedaan individual, tujuan instruksional,
prinsip belajar, dan metode mengajar. Menilai tingkat perkembangan kognitif
seorang anak memberikan informasi tentang tujuan pendidikan yang akan dicapai.
Metode belajar discovery dan reception
memberikan tambahan pengertian tentang cara-cara untuk mencapai tujuan. Dan
tidak semua metode mengajar cocok untuk membantu siswa untuk mencapai tujuan.
Mengajar yang baik adalah melibatkan kecakapan dalam menentukan metode yang
efektif.
§ Aplikasi Teori
Belajar Humanistik dalam Pembelajaran
Para guru cenderung berpendapat bahwa pendidikan adalah
pewarisan kebudayaan, pertanggung jawaban sosial, dan bahan pengajaran yang
khusus. Mereka percaya bahwa masalah ini tak dapat diserahkan begitu saja
kepada siswa dan siswi. Pada tipe ini, guru memberikan tekanan akan perlunya
sesuatu rencana pelajaran yang telah disiapkan dengan baik, materi yang
tersusun dengan logis, dan tujuan instruksional yang telah ditentukan, dan
mereka mempunyai kecenderungan untuk "memperoleh jawaban yang benar".
Guru lebih menyukai pada suatu pendekatan sistematik yang memanfaatkan
pengetahuan hasil penelitian pada kondisikondisi belajar yang diperlukan bagi
siswa untuk mencapai hasil yang telah ditentukan.
Pandangan
humanistik berlandaskan pada tujuan memanusiakan manusia. Di antara alternatif
pembelajaran itu antara lain; pembelajaran aktif (active learning), pembelajaran
yang dipercepat (the accelerated learning), belajar yang menyenangkan (quantum
learning), dan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual/realita
(contextual teaching and learning).
3. PENUTUP
a) Kesimpulan
-Implikasi teori belajar psikologi behavioristik terhadap
pembelajaran meliputi munculnya prosedur pengembangan perilaku baru dengan
menggunakan metode shaping dan modeling.
-Implikasi dari teori belajar psikologi humanistik antara
lain munculnya pemikiran bahwa guru sebagai fasilitator menetapkan kriteria
guru yang baik dan buruk, dan bahwa guru yang baik dan benar adalah mereka yang
humanis dalam metode pembelajaran dan praktik pembelajarannya. didasarkan pada
tujuan memanusiakan manusia.
-Implikasi teori belajar perspektif Islam merujuk pada
uraian al-Qur’an dan al-Hadits. Dalam pembelajaran islam, belajar akan menjadi
efektif dengan membangkitkan motivasi, pemberian ganjaran (reward) mengulang dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, dan membangkitkan perhatian belajar secara periodik.
-Agar proses belajar mengajar mencapai keberhasilan,
aplikasi teori belajar dalam pandangan behavioristik berkaitan dengan
pengelolaan kelas yang efektif, pandangan teori belajar kognitif berkaitan
dengan perkembangan kognitif anak, dan pandangan humanistik berlandaskan pada
tujuan memanusiakan manusia. Adapun di antara alternatif pembelajaran itu
antara lain; active learning, the accelerated learning, quantum learning,
dan contextual teaching and learning (CTL).
b) Daftar Pustaka
Nurjan, Syarifan. 2016. Psikologi
Belajar. Ponorogo: CV WADE GROUP.